Cari Blog Ini

Jumat, 03 September 2010

Peralatan Tehknologi informasi dan Komunikasi

Telepon genggam

 


Beberapa jenis Telepon genggam
Telepon genggam (disingkTkemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).





Fungsi dan fitur

 

Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka. Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di ponsel tersebut, orang bisa mengubah fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat.

Perkembangan

Generasi 0

 

Handie-talkie SCR536
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.

Generasi I

 

Telepon seluler generasi 1G
Telepon seluler generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon seluler pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah merubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon seluler.

Generasi II

 


Telepon seluler tahun 1996
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon seluler dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membayakan pengguna.

Generasi III

 


Ponsel 3-G
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relater lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini.
eknologi Telekomunikasi Selular Generasi 3 (3G) - Pertarungan CDMA versus UMTS PDF Print E-mail
Written by Aswan Hamonangan   
Sunday, 18 January 2009 06:44
Boleh jadi tahun 2006 merupakan awal dari bakal digelarnya teknologi telekomunikasi selular 3G di Indonesia. Seperti yang diketahui, disamping 2 operator baru memperoleh kapling frekuensi 3G, ada 3 operator besar pemain lama yang juga mendapatkan masing-masin 1 kanal frekuensi 3G sebesar 5Mhz melalui lelang yang diselenggarakan pemerintah awal tahun 2006. Selama ini kita sudah mengenal teknologi generasi ke-2 yang disebut 2G serta pengembangannya menjadi 2.5G. Teknologi 2G adalah teknologi selular digital yang memberikan layanan komunikasi suara dan transfer data yang terbatas. Sementara itu dengan 2.5G transfer data kecepatan lebih tinggi sudah dapat dilakukan, misalnya koneksi ke internet. Teknologi 3G memungkinkan dilakukannya percakapan suara (voice), data dan gambar (video). Ada dua sistem yang saat ini yang sedang memperebutkan pasar seluler 3G yaitu UMTS dan CDMA. Keduanya sama-sama mengacu pada standad 3GPP.

Evolusi CDMA
Beberapa tahun belakangan ini terjadi perdebatan di dunia per-telekomunikasi-an sejak kehadiran teknologi CDMA sebagai solusi tandingan dari teknologi GSM. Walaupun saat ini perangkat CDMA yang digelar di tanah air baru berupa CDMA-2000-1x, namun gaung yang terdengar di masyarakat bahwa CDMA adalah 3G. Hal ini bukan tanpa sebab, karena masyarakat selama ini sudah akrab dengan telepon genggam GSM/GPRS yang notabene adalah 2G/2.5G. Sehingga cukup beralasan jika teknologi CDMA yang muncul belakangan di anggap sebagai 3G. Pelaku bisnis CDMA termasuk operator dan pabrik pembuat juga gencar melakukan promosi 3G yang sah-sah saja untuk merebut pasar telepon seluler yang ramai ini.

Menurut hemat penulis, CDMA 2000 1x masih merupakan teknologi alternatif dari GSM dan GPRS yang dikenal dengan teknologi 2G/2.5G. Untuk menuju ke era 3G, teknologi CDMA-1x mesti berevolusi menjadi CDMA EV-DO dan CDMA EV-DV (lihat grafik berikut ini). Awalnya dikenalkan teknologi CDMA one yang banyak dimanfaatkan sebagai 'fix wireless'. Kemudian seiring dengan perkembangan pasar seluler yang menggiurkan namun di sisi lain ada keterbatasan bandwith GSM, maka dikenalkanlah ke masyarakat telepon selular berbasis CDMA 2000 1x. Operator-operator selular baru muncul di Indonesia mengusung teknologi ini yang promosinya mulai gencar satu tahun belakangan sejak tahun 2004 dengan tarifnya sangat bersaing. Memang pada kenyataannya secara teoritis selain untuk komunikasi suara, kecepatan data (bit-rate) CDMA 2000 1x bisa mengungguli GSM/GPRS (lihat grafik). Kecepatan ini sudah cukup misalnya untuk aplikasi video streaming.

Pada perkembangan berikutnya untuk menyediakan layanan data berkecepan tinggi, operator CDMA harus ber-investasi lagi pada platform terpisah yang dinamakan CDMA EV-DO. Sesuai dengan namanya CDMA EVDO ini khusus diperuntukan bagi layanan seluler data saja (data only). Jika ini EVDO ini ada, barulah bisa disebut sebagai teknologi 3G/CDMA. Evolusi selanjutnya adalah CDMA EVDV yang memungkinkan layanan data dan suara (Data & Voice) dalam satu platform.


Evolusi GSM
Sementara itu 3 operator selular besar di Indonesia sudah terkadung mengucurkan dana investasinya menggunakan teknologi GSM/GPRS. Sehingga mau tidak mau, untuk menuju ke era 3G mestilah di carikan solusi evolusi yang optimal untuk peralihan dari teknologi 2G/2.5G ke 3G. Pabrikan pembuat dan penyedia perangkat GSM menyebutnya teknologi 3G/UMTS atau disingkat saja dengan UMTS sebagai jawabannya. Sebenarnya sebelum merampungkan teknologi UMTS, para pabrikan perangkat seluler memiliki teknologi yang disebut EDGE. Pada dasarnya EDGE adalah GSM juga, tetapi dengan metodologi modulasi yang berbeda dapat memungkinkannya untuk mencapai kecepatan bit rate sampai 474 kbps. Namun memang operator GSM yang ada lebih menunggu kesiapan UMTS daripada menghabiskan dana menggelar layanan EDGE.

Sebenarnya kalau disebut evulosi dari GSM ke UMTS juga tidak sepenuhnya tepat. GSM/GPRS dan UMTS adalah dua teknologi dengan platform yang berbeda. GSM menggunakan TDMA sedangkan UMTS menggunakan W-CDMA. Keduanya akan selalu ada sampai beberapa tahun ke depan, sampai pada suatu masa dimana semua pengguna GSM/GPRS beralih menggunakan UMTS.

Perlahan-lahan jangkauan sel (coverage) UMTS akan dibuat paling tidak sama dengan GSM. Lalu kemudian pada saatnya ketika semua orang sudah memikiki handset 3G, maka secara hukum alam era GSM/GPRS akan berakhir. Namun ini semua tergantung dari operator selular, sejauh mana investasi mereka di GSM/GPRS sudah ditanamkan dan sejauh mana pelanggan beralih sepenuhnya ke 3G. Bahasa keren-nya mereka harus mempertimbangkan ROI (return of investment) secara tepat. Hal ini bisa berlangsung lama sehingga kedua jaringan GSM/GPRS dan UMTS akan selalu ada dalam waktu yang cukup lama. Masih banyak juga kan orang yang masih memakai handset selular model dahulu kala, yang penting bisa untuk menelepon dan kirim SMS.

Seakan persaingan yang tiada akhir, evolusi UMTS selanjutnya sudah dirancang untuk dapat memberikan layanan data kecepatan yang lebih tinggi lagi dibanding dengan CDMA EVDV (lihat grafik). Beberapa penyedia perangkat mengatakan evolusinya adalah hanya dengan mengupgrade SW-nya saja sudah dapat mendukung HSDPA. Kecepatannya mungkin masih belum terbayangkan saat ini bagaimana 14.4 Mbps itu. Nantinya untuk layanan 3G, penyedia jasa selular bakal menawarkan aplikasi interaktif seperti video call, video on demand, digital radio channel dan lain-lain. Disamping kegemaran lain untuk browsing, chating, nge-game on line, downloading lewat kotak kecil dalam genggaman yang bernama handphone.

Tetapi memang semua tergantung pada pasar dan masyarakat penggunanya. Pelanggan telepon selular pada dasarnya juga tidak terlalu perduli apakah jaringan selular yang digunakan CDMA atau UMTS. Asal tarif layanan 3G bisa bersaing dan yang penting masih terjangkau oleh kawula muda, kawula profesional dan kawula lainnya, barangkali semua itu akan cepat terwujud. Kalau tidak, mungkin ceritanya bakal sama dengan layanan GPRS yang agak kurang peminat. Tarif telepon mahal sih.

2G : 2nd Generation
3G : 3rd Generation
CDMA : Code Division Multiple Access
EDGE : Enhanced Data Rate for GSM Evolution
EVDV : Evolution Data Video
EVDO : Evolution Data Only
GPRS : General Packet Radio Service
GSM : Global System for Mobile
HSDPA : Highspeed Downlink Packet Access
TDMA : Time Division Multiple Access
UMTS : Universal Mobile Telecommunication System
W-CDMA: Wideband - CDMA

Generasi IV

 

Generasi ini disebut juga Fourt Generation (4G). 4G merupakan sistem telepon seluler yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrstruktur yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dlll. sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas utnuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir,4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, game on-line , dll.

 Cara kerja

Didalam telepon genggam, terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan ketik, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan microprocessors yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan wireless, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer.
Jaringan wireless beroperasi dalam sebuah jaringan yang membagi kota atau wilayah kedalam sel-sel yang lebih kecil. Satu sel mencakup beberapa blok kota atau sampai 250 mil persegi. Setiap sel menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah, meskipun mereka berada dalam satu saluran.
Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antenna wireless dan perlengkapan radio lain. Antenna wireless dalam setiap sel akan menghbungkan penelpon ke jaringan telepon local, internet, ataupun jaringan wireless lain. Antena wireless mentransimiskan sinyal. Ketika telepon genggam dinyalakan, telpon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen- seperti penyedia layanan wireless, dan nomor telepon.
  • Panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah
Ketika melakukan panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan-jalan di melalui antena wireless terdekat dan akan diubah oleh penghantar wireless ke sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang menjadi tujuan panggilan.
  • Panggilan dari Telepon Genggam ke Telepon Genggam
Ketika melakukan panggilan dari ini, panggilan akan dirutekan melalui jaringan landline kepada pengantar wireless penerima atau akan dirutekan dalam jaringan wireless ke tempat sel terdekat dengan orang yang menjadi tujuan panggilan. Pada saat berbicara di telepon genggam, maka telepon genggam akan menangkap suara dan merubah suara menjadi energy frekuensi radio (gelombang radio). gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan wireless hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon.
  • Panggilan jarak jauh
ketika melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada sangat jauh, panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarah jauh, yang menyambungkan panggilan antar negara atau seluruh dunia melaui kabel fiber optic.

sumber      :  file:///F:/data%20tik/Telepon_genggam.htm -www.electroniclab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40:teknologi-telekomunikasi-seluler-generasi-3-3g-pertarungan-cdma-versus-umts&catid=11:labtelko&itemid=14

NAMA    : Rida Damayanti / 9C / 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar